Wednesday, April 28, 2010

MASIHKAH KITA MENYEMBAH BERHALA


          Mendengar kata berhala pikiranku langsung teringat akan kisah jaman jahiliyah, dimana di kisahkan pada waktu itu peradaban manusia sangat rusak dan pada jaman itu juga berhala berhala disembah/ dipuja. Namun jaman sekarang tentu sudah jauh meninggalkan jaman jahiliyah pada waktu jaman nabi/ rosul, tapi apakah kita sudah yakin bahwa dijaman modern sekarang ini kita sudah tidak lagi menyembah berhala? Atau mungkin kita masih menyembah berhala berhala itu namun diri kita tidak pernah menyadarinya atau bahkan pura pura tidak tau atau tidak mau tau. Tentunya hal ini sangat sulit kita pahami kalo kita sendiri tidak pernah tau apa itu berhala.
        Iya berhala, berhala itu apa sich? Apa yang saya bayangkan ketika pertama kali mendengar kata berhala? Bentuk benda menyerupai manusia, berkarakter, disembah. Kalo merujuk pada kisah jaman jahiliyah wujud berhala mungkin sama atau persis dengan patung, hanya saja kalo patung hanya sebagai hiasan tentu tidak tepat kalo disebut sebagai berhala. Di jaman yang modern sekarang ini secara logika sudah tidak bisa diterima untuk menyembah berhala berwujud. Ternyata setan juga terus mengikuti perkembangan jaman, termasuk era bdigital loh, setan gak pernah nyerah, ia dengan pasukannya kembali menggoda manusia dengan berhala yang tek terlihat/ tak berwujud tapi mampu membuat manusia takluk, menyembah, tak bisa hidup tanpa berhala ini, berhala ini bernama cinta dunia … he he he … bisikannya lembut baget, pembenaranya juga banyak, kalo Cuma sekedar logika saja pasti lewat dech.

         Masih teringat dalam memori ku perkataan seorang temen saya yang sedang jatuh cinta, begini katanya tentang cinta “ kamu tau gak, rasanya hatin ku berdegup, berbunga bunga, aku ga bisa hidup kalo gak ada dia, makan dan minum pun rasanya tak enak, tidur pun tak pernah nyenyak, sehari gak ketemu rasanya setahun, dia tempat curahan kasih sayang ku, sandaran jiwa ku, dunia ini terasa indah (kayak lagunya warna aja)” aduh aduh yang sedang kasamaran batin ku dalam hati, tapi jujur saya dibuat bengong oleh ocehan teman ku tadi.

          Jika semua ungkapan teman ku ini benar, dimana ALLAH kira kira yah? Ketika hati penuh oleh khayalan khayalan bersama sang kekasih yang bikin hati mabuk kepayang apa masih ada tempat untuk berpikir tentang keberadaan ALLAH, saya jadi berpikir ketika cinta kepada manusia (duniawi) mengalahkan cinta kita kepada ALLAH apa gak jadi berhala berhala kecintaan kita itu? Iya, berhala tak berwujud yang saya sembah itu berupa cinta sang kekasih yang saya kejar sampe lupa dzikir karena keenakan menyebut namanya dari pada menyebut nama ALLAH, berhala itu bernama harta yang saya kejar hingga takut zakat dan sedekah yang agak lebih tepatnya karena takut gak cukup duit ini hingga akhir bulan, belum lagi tagihan tagihan rekening yang belum dibayar, berhala itu bernama jabatan, bernama pekerjaan dengan alas an masih banyak pekerjaan saya tunda waktu sholat saya … ya ALLAH ternyata saya masih menyembah berhala.

           Hati ini saya penuhi dengan keinginan keinginan duniawi, tanpa ada tempat untuk ALLAH , sehingga walaupun tiap hari saya bersahadat yang saya lakukan seakan akan ALLAH tak ada, tak melihat dan tak mendengar. ALLAH saya jadikan nomor seratus  sekian, ketika saya akan mengambil keputusan bahkan saya tempatkan di wilayah yang tak penting lagi, tak ada sholat tahajud di waktu hati dan pikiran kalut, dan ketika saya butuh petunjuk bukan ALLAH yang saya Tanya melalui sholat istikharah tapi saya lebih memilih tanya sahabat saya, kekasih saya, bos saya, ayah saya, ALLAH hanya menjadi alat pembenaran ketika saya memiliki hajat pribadi, ALLAH hanya menjadi suplemen agar keinginan nafsu menjadi sedikit halal, sah, lengkap dan mantap. Secara tak sadar saya telah menafikkan LA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH.

Kalo sudah begini apa bedanya dengan Firaun? Menjadi pengikut setan dan menmpikkan kehadiran ALLAH, berbuat seakan akan ALLAH tak melihat, tak mendengar … tak ada, padahal kita bersahadat setiap hari. Berentilah menjadi Firaun zaman modern, berhentilah menyembah berhala bernama cinta dunia …

          Sekarang waktunya bertaubat sebelum terlambat, waktunya kembali kepada ALLAH, cintailah ALLAH melebihi apapun , isilah setiap hembusan nafas dengan lafas “Subhanallah” dan rasakan bagaimana ALLAH hadir disetiap denyut nadi, biarkan kekasih pergi jika mencintainya membuat kita melupakan ALLAH, biarlah harta itu hilang bila karna harta itu kita harus melupakan ALLAH, biarlah jabatan/ pekerjaan itu tak kita dapatkan jika karena jabatan/ pekerjaan itu kita harus menjauhi ALLAH, janganlah menjadi Firaun die rah digital, takut sama ALLAH.

           Waspadalah dengan kemajuan teknologi yang semakin modern kita memang tidak lagi menyembah berhala layaknya jaman jahiliyah, namun berhala era sekarang lebih berbahaya dan dan dahsyat lagi, karena setan memang tidak akan pernah menyerah untuk terus menggoda dan menyesatkan manusia. Boleh kita mencintai dunia ini tapi janganlah kecintaan kita terhadap dunia menjadikan kita lupa akan ALLAH, karena sesungguhnya kecintaan selain kepada ALLAH yang berlebihan akan menjadikan diri kita budak budak dari apa yang kita cintai, kita akan menjadi budak berhala berhala yang tak berwujud, berhala berhala yang kita ciptakan sendiri. Kalo sudah demikian kalimat sahadat yang kita ucapkan tidak lagi memiliki makna, hanya terucap di bibir tanpa kita meyakini akan kebenaranya.

           Bukankah ALLAH tidak pernah ingkar janji? Buktikan bahwa janji ALLAH itu benar, ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikutinya, jadi jangan dibalik dengan mengejar dunia dulu kalo udah dapat/ puas baru tobat mengikuti akhirat, iya kalo kita dapat dunia terus sempat untuk mengejar akhitanya?? Kalo tidak bagaimana? Sudah dunia pun tak dapat akhirat juga tak dapat maka kita akan menjadi manusia yang merugi dunia dan akhirat. Ambil Al Quran dan jadikan peta dalam menempuh perjalan hidup di dunia, ayo jangan ditunda lagi dan lagi, mau sampai kapan menyembah berhala? Saya sih tidak mau.

(Aduh santai aja dong ngomongnya, gak usah mengebu gebu gitu? Aduh maaf ya saya sedang menasehati diri sendiri sesungguhnya!! Ya menasehati diri sendiri dulu)

No comments:

Post a Comment

untuk koment silakan bebas yang penting tidak mengandung SARA