|
4 faktor kebahagiaan |
Tiap orang ingin hidup bahagia, sehingga mereka berusaha untuk
menggapainya. Namun bahagia seperti apa yg diinginkan, atau
bahagia seperti apa yg hendak dicapai? Apakah uang yg banyak? Jabatan?
Dengan demikian, bahagia adalah sesuatu yg relatif. Hadits
tentang kebahagiaan,“Ada 4 faktor kebahagiaan, yakni mempunyai istri yg
sholehah, anak yg berbakti, teman yg baik, dan rejeki (halal) yg
diusahakan sendiri.”
Istri Sholehah
Sifat-sifat
istri sholehah terdapat di An Nisa(4):34,“Kaum laki-laki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian
mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan
pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar.”
Sebaik-baik istri adalah istri (shalehah) yg
membahagiakan, sebagaimana disebut dalam hadits,“Sebaik-baik perhiasan
dunia adalah istri salehah, jika kamu lihat maka menyenangkanmu
wajahnya, jika kamu minta sesuatu darinya maka memuaskanmu akhlaknya,
jika kamu tak dirumah maka dijaganya dirinya, hartamu dan anak-anakmu,
jika kamu dekat dengannya maka sayang dan ridho kamu padanya, jika
kamu jauh darinya maka rindu kamu padanya.”
Dengan demikian, seorang istri hendaknya:
# Bermuka manis (tidak cemberut bila uang belanja kurang)
# Patuh dan setia (selama perintah suami tidak bertentangan dengan agama)
# Memelihara amanah dari suami
# Memelihara silaturahim dengan lingkungan sekitar
# Tidak pergi tanpa ijin suami
# Menyimpan aib (suami dan keluarga)
Anak Berbakti
Anak
merupakan ‘masalah’ yg mesti dihadapi hari ini dan masa depan. Harapan
orang tua terhadap anak adalah si anak menjadi kebanggaan. Oleh
karenanya, seorang anak mesti berbakti, dengan mematuhi perintah orang
tua selama tidak bertentangan dengan agama.
Orang tua
mesti membekali dengan pendidikan dunia dan akhirat. Dengan demikian,
anak menjadi anak sholeh, yg berguna bagi masyarakat dan agama. Jadikan
anak sebagai anak sholeh dan bermanfaat, agar menjadi tabungan akhirat
kelak.
Doa-doa untuk mendapatkan anak yg sholeh:
“Dan
orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” Al Furqaan(25):74
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” Ash Shaaffaat(37):100
“Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia
kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia
kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia
kehendaki, — atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan
perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul
siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.” Asy Syura(42):49-50
Teman (Lingkungan) yg Baik
Masalah
pergaulan menjadi faktor penentu dalam sosial. Saling menghormati,
tolong menolong, akan membawa kebahagiaan. Rasululloh SAW sudah
contohkan, bahwa meski hidup dalam kondisi yg sederhana, tapi
kebahagiaan selalu beliau rasakan. Hal tersebut bisa dilakukan di jaman sekarang, selama kita bergaul dengan orang baik di tempat/lingkungan yg baik pula.
Rejeki yg Halal
Dengan
adanya rejeki yg halal, maka ibadah akan diterima, karena salah satu
faktor diteriimanya ibadah adalah makanan kita mesti berasal dari usaha
yg baik dan halal.
Terkait dengan rejeki: Islam
menyuruh umatnya untuk mencari rejeki yg halal dan baik. “Apabila telah
ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
Al Jumu’ah(62):10.
Agar hidup dengan tenang, hiduplah dengan sederhana, jangan berlebihan (qana’ah).