Akhirnya selesai juga
menulis tentang SEA SURVIVAL, setelah kemarin saya posting tentang Jungle Survival. Bertahan hidup di laut jauh lebih sulit dari pada di darat. Banyak
faktor yang membuat seseorang kesulitan ketika harus bertahan hidup di air
(laut). Seperti pada tulisan jungle survival yang lalu saya menulis berdasarkan
teori yang pernah saya dapatkan dan juga pengalaman yang pernah saya alami,
pada tulisan sea survival kali ini juga berdasarkan hal yang sama.
Hal-hal yang perlu diingat dalam bertahan
hidup di laut bahwa kita rasa takut yang dihadapi jauh lebih besar dari pada
melakun jungle survival. Jika pada jungle survival anda dapat melakukan latihan
secara parsial secara mandiri (sendiri) tetapi pada sea survival sebaiknya dilakukan
secara tim atau kelompok dan disarankan agar ada instruktur dan tim SAR. Kenapa
demikian? Dikarenakan pada sea survival resikonya sangat tinggi dan fatal.
Saran saya sebelum melakukan sea survival training sebaiknya teknik yang saya
berikan dicoba terlebih dahulu di kolam renang setelah teknik-teknik tersebut
dapat dikuasai baru boleh dilakukan di medan sesungguhnya yaitu laut, tentunya
harus selalu menyertakan instruktur dan tim SAR.
Teknik sea survival
ini sangat bermanfaat untuk mengurangi jatuhnya korban apabila terjadi
kecelakaan di laut. Seperti yang sering kita dengar diberita-berita media massa
ketika terjadi kecelakaan di laut korban yang jatuh rata-rata diatas 50%. Hal
ini dikarena banyak korban yang tidak memahami bagaimana cara/prosedur ketika
harus bertahan hidup di laut (air).
Masalah yang timbul ketika bertahan hidup
dilaut yaitu :
1. Kekurangan
air.
2. Kekurangan
makanan.
Larangan : Jangan
sekali-kali ketika bertahan hidup di laut anda merasa haus kemudian meminum air laut. Air laut tidak dapat diminum karena mengandung garam/ NaCl
yang tinggi. Rata-rata kadar NaCl air laut 3,5% sedangkan kemampuan sekresi
ginjal terhadap NaCl hanya 2% sehingga apabila meminum air laut dapat menyebabkan
tekanan osmotic darah menjadi meningkat dratis hal ini akan menyebabkan
eritrosit lisis yang kemudian disusul menjadi exsitus dan akibatnya adalah
kematian. Apabila meminum air laut tingkat kematian rata-rata adalah 40% dan
apabila tidak meminum air laut tingkat kematian rata-rata hanya 4%, hal inilah
yang menjadi indikasi banyaknya jatuh korban ketika terjadi kecelakaan di laut.
Selain itu tantangan berikutnya adalah faktor
suhu air yang dapat berubah secara drastis. Ketika suhu air laut turun dapat
mengakibatkan HYPOTHERMIA sedangkan bagian tubuh yang terendam air dapat
mengalami COLD INJURY hal ini dapat mengakibatkan terganggunya system
metabolism dan mengakibatkan hilangnya kesadaran/ pingsan.
Teknik-teknik yang wajib dikuasai dalam sea
survival antara lain :
1. Terjun
paku.
Terjun
paku merupakan teknik terjun kedalam air secara statis tanpa menggunakan
bantuan apapun dari suatu ketinggian. Teknik ini sangat berguna ketika terjadi
kecelakaan dilaut khususnya kecelakaan kapal. Teknik ini salah satu cara untuk
meloloskan diri dari dengan cara melompat kedalam air untuk kemudian
meninggalkan kapal yang karam. Cara melakukan terjun paku seluruh anggota tubuh
dirapatkan sehingga membentuk seperti batang yang kaku atau paku kemudian
lompat/terjun kedalam air. Pada saat setelah melompat seluruh anggota tubuh
harus tetap rapat dan lurus dan usahakan tubuh tegak lurus 90° dengan air hal
ini untuk mengurangi benturan badan dengan air laut. Yang perlu diingat saat
terjun paku dapat terjadi benturan yang sangat keras apabila jatuhnya tubuh
tidak tegak lurus, jangan sekali-kali menekuk kaki atau membuka kaki karena
dapat berakibat fatal. Saat tubuh mulai menyentuh air dan terjadi dorongan
kebawah tetap tenang dan jangan melawan sampai dorong kebawah berhenti sendiri.
Untuk menghemat tenaga saat akan muncul kepermukaan ada baiknya manfaatkan saja
daya dorong air laut, tubuh anda akan muncul dengan sendirinya. Namun begitu
jika dirasa sudah tidk kuat menahan nafas boleh melakukan gerakan untuk
mendorong tubuh agar lebih cepat sampai ke atas.
Teknik
ini dapat dilakukan di kolam renang denganbantuan papan lompat atau kalo masih
ragu-ragu bisa dilakukan dari bibir kolam, setelah posisi sudah benar baru
lakukan latihan dari papan lompat. Lakukan teknik ini sampai anda benar-benar
menguasai.
2. Water
trappen.
Water
trappen yaitu teknik mengapung di air tanpa berpindah tempat. Jadi water
trappen bukan berenang. Teknik ini dapat dilakukan dengan posisi tubuh tegak
lurus dalam air dan hanya menggerakkan bagian kaki seperti kaki katak. Fungsi
dari teknik ini adalah untuk menghemat tenaga dan mengurangi keluarnya keringat
yang dapat memicu dehidrasi. Pada saat bertahan hidup di laut teknik ini sangat
bermanfaat untuk mempertahan diri sampai bantuan datang untuk menolong.
Latihan
dikolam renang teknik ini dapat dikombinasikan dengan terjun paku. Pada saat
melakukan terjun paku dan tubuh sudah muncul ke permukaan lakukan latihan water
trappen. Jika anda sudah menguasai minimal 15 menit anda dapat bertahan
pengapung tanpa berpindah tempat dan tanpa merasakan kelelahan/ nafas tersengal-sengal.
Semakin lama anda mampu mengapung semakin baik. Jika anda sudah cukup menguasai
teknik ini dapat dikembangkan dengan mengatur nafas, gunakan pernafasan perut
dan cobalah teknik water trappen dengan cara tidur terlentang. Kalo anda benar
melakukan tekniknya maka anda dapat terapung tanpa menggerakan apa-apa bahkan
dapat tidur mengapung di air.
3. Berenang.
Setelah
menguasai teknik water trappen anda boleh melakukan latihan berenang. Untuk
berenang dianjurkan untuk menguasai gaya katak walaupun menguasai gaya yang
lainnya juga tidak masalah. Kenapa mesti gaya katak? Dari seluruh gaya renang
yang ada hanya gaya katak yang paling bagus untuk melakukan renang ketahanan.
Ingat disini anda berlatih untuk bertahan hidup di air/ laut bukan menjadi
seorang atlit renang. Keunggulan gaya katak dengan gaya-gaya yang lain gaya
katak sedikit menguras tenaga. Dari pengalaman saya dengan menggunakan gaya
katak saya mampu bereng hingga 2000 meter bahkan lebih tanpa harus banyak
kehabisan tenaga. Jika anda mampu berenang sejauh 500 meter di kolam maka
ketika berada di laut minimal anda akan mampu berenang sejauh 1000 meter – 2000
meter, tentunya hal ini harus didukung psikologis anda. Banyk orang yang jago
renag di kolam namun begitu dihadapkan pada laut kemampuan renangnya menjadi
nol alias drop hal ini dikarena rasa takut yang berlebihan.
4. Membuat
pelampung sederhana.
Diatas
telah saya ulas teknik water trappen, mengapa saya mengatakan teknik water
trappen harus benar-benar dikuasai? Teknik water trappen ini sangat banyak
fungsinya. Untuk membuat pelampung sederhana ini jika anda tidak menguasai
teknik water trappen maka anda akan kesulitan untuk membuat pelampung
sederhana. Ketika kita tidak ada pelampung saat berada di air baju, celana yang
kita gunakan dapat berfungsi sebagai pelampung. Jika anda pernah melihat baju
militer/ baju doreng khususnya untuk yang standar saat ini maka baju doreng dan
celananya terbuat dari bahan yang dapat menahan udara. Pada celana bagian bawah
selalu terdapat tali pada tiap-tiap lubang kakinya. Mungkin anda bertanya buat
apa dibuat dengan bahan yang dapat menahan udara dan bagian bawah celana ada
talinya? Jawabnya agar dapat difungsikan sebagai pelampung. Cara membuat
pelampung dari baju dan celana (baju lengan panjang dan celana panjang) yaitu :
pertama-tama buat ikatan pada ujung lengan baju atau pada pada ujung celana.
Ikatan harus kuat agar udara tidak mudah keluar. Setelah ikatan jadi buka pada
ujung yang tidak diikat (seperti membuka plasti) agar dapat memasukan udara
kedalamnya. Cara yang mudah dengan menggunakan salah satu siku tangan. Setelah
berhasil membuat lubang selanjutnya mengisi udara. Hadapkan bagian yang terbuka
kearah bawah dengan tangan satunya lagi buatlah gelembung-gelembung udara.
Arahkan gelembung udara ke arah pelampung yang telah kita buat isi pelampung
sampai penuh udara kemudian ikat. Pelampung siap digunakan. Jika baju ataupun
celana yang kita gunakan tidak dapat dijadikan pelampung anda masih bisa
membuat pelampung dengan barang-barang yang ada, seperti botol bekas air minum
baik yang plastik atau yang kaca, jerigen, papan kayu yang mudah mengapung,
steriofoam dan lain sebagainya. Teknik ini juga bisa dilatih/ dipelajari di
kolam renang.
5. Meminta
pertolongan.
Teknik
yang terakhir adalah cara membuat tanda untuk meminta pertolongan. Cukup banyak
untuk membuat tanda meminta pertolongan yang paling simpel adalah dengan
melambaikan tangan ke udara setinggi mungkin. Hindari dengan cara berteriak
karena teknik ini sangat tidak efektif. Jika kebetulan ada cermin anda dapat
memanfaatkan sinar matahari sebagai tanda caranya dengan memantulkan cahaya
matahari dan arahkan kepada tim SAR ataupun kapal yang dekat disekitar kita.
Dengan cara ini kita dapat membuat sandi dengan cahaya, pantulkan sinar dengan
irama 3xpendek - 3xpanjang - 3xpendek. Lakukan berulang-ulang sampai orang yang kita
minta pertolongannya menangkap sandi kita. Kenapa mesti 3xpendek - 3xpanjang - 3xpendek?
Hal ini sama dengan sandi morse/ suara yang dibunyikan 3xpendek - 3xpanjang - 3xpendek yang
artinya S-O-S. Masih binggung apa arti S-O-S? silahkan anda cari arti sandi
tersebut. Tanda bahaya juga bisa dilakukan dengan menggunakan kain atau
barang-barang yang mencolok. Jika menggunakan kain dan kebetulan ada sepasang
anda dapat membuat sandi dengan semapor (ingat pelajaran pramuka dulu). Apabila
anda membawa pelampung cek pelampung apakah ada lampu pada pelampung tersebut.
Sebab pelampung standart saat ini dilengkapi dengan lampu. Lampu ini ada yang
dapat menyala otomatis ketika terkena air dan ada juga yang perlu membuka pin
kunci dengan cara ditarik. Lampu ini sangat efektif digunakan pada malam hari.
Prosedur
penyelamatan diri di laut
Prosedur
atau langkah-langka penyelamatan diri jika terjadi kecelakaan di laut :
1. Segera
tinggalkan kapal jika terjadi kebakaran atau kapal karam, jangan lupa jika ada
pelampung bawah serta pelampung untuk memudahkan anda bertahan hidup. Jika
tanda-tanda kebakaran/ karam semakin besar maka langka awal yang harus diambil
sesegera mungkin untuk meninggalkan kapal. Jika terjadi kebakaran segera
menjauh dari kapal untuk menghindari ledakan ataupun kobaran api. Menjauhlah
dari kapal berlawanan dengan arah angin hal ini untuk menghindari kemungkinan
terkena kobaran api. Apabila terjadi kapal karam saat paling tepat adalah
sebelum seluruh badan kapal tenggelam, semakin anda terlambat meninggalkan
kapal semakin sulit untuk lolos dari maut. Saat badan kapal semakin tenggelam
akibat dari daya dorong kapal yang besar kedalam akan terbentuk pusaran air
yang sangat kuat dan besar sehingga apa yang ada disekitar kapal tersebut akan
ikut tersedot kedalam laut, oleh sebab itu setelah berhasil keluar dari kapal
sesegera mungkin menjauh sejauh-jauhnya dari kapal yang tenggelam tersebut.
2. Langkah
selanjutnya setelah menjauh dari kapal manfaatkan pelampung yang anda bawah
atau segera membuat pelampung. Pada waktu meninggalkan kapal sebaiknya
pelampung tidak dikembangkan/ diisi udara terlebih dahulu tujuannya untuk
memudahkan pada waktu berenang menjauhi kapal. Jika pelampung yang anda bawa
tipe pelampung tiup isilah udara melalui penting atau selang yang ada. Isi
pelampung maksimal ½ dari volume atau sesuaikan agar mampu membantu daya apung
tubuh anda. Biasanya untuk pelampung tipe tiup dilengkapi dengan tabung udara
darurat yang berfungsi untuk mengisi pelampung dengan cepat, anda tinggal
menarik pin nya maka pelampung akan mengembang dengan cepat. Namun begitu
hindari pengisian dengan cara seperti ini kecuali memang anda sudah tidak kuat
untuk meniup dan sudah urgen. Setelah mendapatkan pelampung usahakan tetap
tenang dan kembali mengatur nafas anda agar anda tidak panik dan tetap rileks.
3. Usahakan
untuk tetap bergerombol dengan orang lain, hal ini selain memudahkan dalam
melakukan pertolongan juga untuk membantu agar mental tidak down. Untuk menghemat
tenaga anda dapat membentuk lingkarang atau formasi yang lain. Dengan membentuk
formasi anda dapat menolong/ membantu orang lain yang mungkin tidak mendapatkan
pelampung. Dengan membentuk formasi daya apung semakin kenyal dan dapat
membantu orang lain serta sling support.
4. Usahakan
jangan membuat luka yang bisa mengeluarkan darah karena hal ini dapat
merangsang ikan hiu ataupun hean lainnya untuk menyerang.
5. Buatlah
tanda bahaya untuk meminta pertolongan.
6. Jika
memungkinkan dan dapat melihat garis pantai atau daratan berusahalah untuk
berenang kearah pantai. Untuk berenang kearah pantai perhatikan gelombang yang
ada, hindari untuk berada diatas gelombang karena hal ini dapat menyebabkan
anda dihempas gelombang.
7. Bila
sudah berada didaratan tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan langkah
selanjutnya lakukan teknik Jungle Survival sambil menunggu pertolongan datang.
Itulah teknik sea survival yang bisa saya
berikan semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.
Kalau bisa diajarkan juga "Uitemate" ini salah satu cara meminta / menunggu pertolongan datang , biasa diajarkan dibeberapa negara yg suka tertimpa tsunami ..salam
ReplyDeletesalam karida sumarno. uitemate kalo dalam bahasa indonesianya apa ya? apa sejenis water trappen kelompok ya?
Deleteyang dimaksud dengan uitemate kalo tidak salah dalam bahasa tunggu mengambang/ menunggu mengambang, seperti gambar dalam postingan ini. bukan kan sudah ada dalam postingan ini, saya menyebutnya dengan water trappen atau mengapung tanpa berpindah tempat hal ini untuk menghemat energi di dalam air. Teknik ini bisa di kombinasi secara berkelompok dengan saling bertautan tangan, selain lebih mudah mengapung juga menghindari terpisah dengan teman.
Deletemaksud saya dalam bahasa indonesia tunggu mengapung (mengambang)/ menunggu dengan cara mengapung.
DeleteApakah teori teori ini dari buku gan
ReplyDelete