Saturday, January 5, 2013

SEA SURVIVAL



 Akhirnya selesai juga menulis tentang SEA SURVIVAL, setelah kemarin saya posting tentang Jungle Survival. Bertahan hidup di laut jauh lebih sulit dari pada di darat. Banyak faktor yang membuat seseorang kesulitan ketika harus bertahan hidup di air (laut). Seperti pada tulisan jungle survival yang lalu saya menulis berdasarkan teori yang pernah saya dapatkan dan juga pengalaman yang pernah saya alami, pada tulisan sea survival kali ini juga berdasarkan hal yang sama.
Hal-hal yang perlu diingat dalam bertahan hidup di laut bahwa kita rasa takut yang dihadapi jauh lebih besar dari pada melakun jungle survival. Jika pada jungle survival anda dapat melakukan latihan secara parsial secara mandiri (sendiri) tetapi pada sea survival sebaiknya dilakukan secara tim atau kelompok dan disarankan agar ada instruktur dan tim SAR. Kenapa demikian? Dikarenakan pada sea survival resikonya sangat tinggi dan fatal. Saran saya sebelum melakukan sea survival training sebaiknya teknik yang saya berikan dicoba terlebih dahulu di kolam renang setelah teknik-teknik tersebut dapat dikuasai baru boleh dilakukan di medan sesungguhnya yaitu laut, tentunya harus selalu menyertakan instruktur dan tim SAR.

Teknik sea survival ini sangat bermanfaat untuk mengurangi jatuhnya korban apabila terjadi kecelakaan di laut. Seperti yang sering kita dengar diberita-berita media massa ketika terjadi kecelakaan di laut korban yang jatuh rata-rata diatas 50%. Hal ini dikarena banyak korban yang tidak memahami bagaimana cara/prosedur ketika harus bertahan hidup di laut (air).

Masalah yang timbul ketika bertahan hidup dilaut yaitu :

1.         Kekurangan air.
2.         Kekurangan makanan.

Larangan : Jangan sekali-kali ketika bertahan hidup di laut anda merasa haus kemudian meminum air laut. Air laut tidak dapat diminum karena mengandung garam/ NaCl yang tinggi. Rata-rata kadar NaCl air laut 3,5% sedangkan kemampuan sekresi ginjal terhadap NaCl hanya 2% sehingga apabila meminum air laut dapat menyebabkan tekanan osmotic darah menjadi meningkat dratis hal ini akan menyebabkan eritrosit lisis yang kemudian disusul menjadi exsitus dan akibatnya adalah kematian. Apabila meminum air laut tingkat kematian rata-rata adalah 40% dan apabila tidak meminum air laut tingkat kematian rata-rata hanya 4%, hal inilah yang menjadi indikasi banyaknya jatuh korban ketika terjadi kecelakaan di laut.

Selain itu tantangan berikutnya adalah faktor suhu air yang dapat berubah secara drastis. Ketika suhu air laut turun dapat mengakibatkan HYPOTHERMIA sedangkan bagian tubuh yang terendam air dapat mengalami COLD INJURY hal ini dapat mengakibatkan terganggunya system metabolism dan mengakibatkan hilangnya kesadaran/ pingsan.

Teknik-teknik yang wajib dikuasai dalam sea survival antara lain :
1.         Terjun paku.
            Terjun paku merupakan teknik terjun kedalam air secara statis tanpa menggunakan bantuan apapun dari suatu ketinggian. Teknik ini sangat berguna ketika terjadi kecelakaan dilaut khususnya kecelakaan kapal. Teknik ini salah satu cara untuk meloloskan diri dari dengan cara melompat kedalam air untuk kemudian meninggalkan kapal yang karam. Cara melakukan terjun paku seluruh anggota tubuh dirapatkan sehingga membentuk seperti batang yang kaku atau paku kemudian lompat/terjun kedalam air. Pada saat setelah melompat seluruh anggota tubuh harus tetap rapat dan lurus dan usahakan tubuh tegak lurus 90° dengan air hal ini untuk mengurangi benturan badan dengan air laut. Yang perlu diingat saat terjun paku dapat terjadi benturan yang sangat keras apabila jatuhnya tubuh tidak tegak lurus, jangan sekali-kali menekuk kaki atau membuka kaki karena dapat berakibat fatal. Saat tubuh mulai menyentuh air dan terjadi dorongan kebawah tetap tenang dan jangan melawan sampai dorong kebawah berhenti sendiri. Untuk menghemat tenaga saat akan muncul kepermukaan ada baiknya manfaatkan saja daya dorong air laut, tubuh anda akan muncul dengan sendirinya. Namun begitu jika dirasa sudah tidk kuat menahan nafas boleh melakukan gerakan untuk mendorong tubuh agar lebih cepat sampai ke atas.
            Teknik ini dapat dilakukan di kolam renang denganbantuan papan lompat atau kalo masih ragu-ragu bisa dilakukan dari bibir kolam, setelah posisi sudah benar baru lakukan latihan dari papan lompat. Lakukan teknik ini sampai anda benar-benar menguasai.

2.         Water trappen.
            Water trappen yaitu teknik mengapung di air tanpa berpindah tempat. Jadi water trappen bukan berenang. Teknik ini dapat dilakukan dengan posisi tubuh tegak lurus dalam air dan hanya menggerakkan bagian kaki seperti kaki katak. Fungsi dari teknik ini adalah untuk menghemat tenaga dan mengurangi keluarnya keringat yang dapat memicu dehidrasi. Pada saat bertahan hidup di laut teknik ini sangat bermanfaat untuk mempertahan diri sampai bantuan datang untuk menolong.
            Latihan dikolam renang teknik ini dapat dikombinasikan dengan terjun paku. Pada saat melakukan terjun paku dan tubuh sudah muncul ke permukaan lakukan latihan water trappen. Jika anda sudah menguasai minimal 15 menit anda dapat bertahan pengapung tanpa berpindah tempat dan tanpa merasakan kelelahan/ nafas tersengal-sengal. Semakin lama anda mampu mengapung semakin baik. Jika anda sudah cukup menguasai teknik ini dapat dikembangkan dengan mengatur nafas, gunakan pernafasan perut dan cobalah teknik water trappen dengan cara tidur terlentang. Kalo anda benar melakukan tekniknya maka anda dapat terapung tanpa menggerakan apa-apa bahkan dapat tidur mengapung di air.

3.         Berenang.
            Setelah menguasai teknik water trappen anda boleh melakukan latihan berenang. Untuk berenang dianjurkan untuk menguasai gaya katak walaupun menguasai gaya yang lainnya juga tidak masalah. Kenapa mesti gaya katak? Dari seluruh gaya renang yang ada hanya gaya katak yang paling bagus untuk melakukan renang ketahanan. Ingat disini anda berlatih untuk bertahan hidup di air/ laut bukan menjadi seorang atlit renang. Keunggulan gaya katak dengan gaya-gaya yang lain gaya katak sedikit menguras tenaga. Dari pengalaman saya dengan menggunakan gaya katak saya mampu bereng hingga 2000 meter bahkan lebih tanpa harus banyak kehabisan tenaga. Jika anda mampu berenang sejauh 500 meter di kolam maka ketika berada di laut minimal anda akan mampu berenang sejauh 1000 meter – 2000 meter, tentunya hal ini harus didukung psikologis anda. Banyk orang yang jago renag di kolam namun begitu dihadapkan pada laut kemampuan renangnya menjadi nol alias drop hal ini dikarena rasa takut yang berlebihan.

4.         Membuat pelampung sederhana.
            Diatas telah saya ulas teknik water trappen, mengapa saya mengatakan teknik water trappen harus benar-benar dikuasai? Teknik water trappen ini sangat banyak fungsinya. Untuk membuat pelampung sederhana ini jika anda tidak menguasai teknik water trappen maka anda akan kesulitan untuk membuat pelampung sederhana. Ketika kita tidak ada pelampung saat berada di air baju, celana yang kita gunakan dapat berfungsi sebagai pelampung. Jika anda pernah melihat baju militer/ baju doreng khususnya untuk yang standar saat ini maka baju doreng dan celananya terbuat dari bahan yang dapat menahan udara. Pada celana bagian bawah selalu terdapat tali pada tiap-tiap lubang kakinya. Mungkin anda bertanya buat apa dibuat dengan bahan yang dapat menahan udara dan bagian bawah celana ada talinya? Jawabnya agar dapat difungsikan sebagai pelampung. Cara membuat pelampung dari baju dan celana (baju lengan panjang dan celana panjang) yaitu : pertama-tama buat ikatan pada ujung lengan baju atau pada pada ujung celana. Ikatan harus kuat agar udara tidak mudah keluar. Setelah ikatan jadi buka pada ujung yang tidak diikat (seperti membuka plasti) agar dapat memasukan udara kedalamnya. Cara yang mudah dengan menggunakan salah satu siku tangan. Setelah berhasil membuat lubang selanjutnya mengisi udara. Hadapkan bagian yang terbuka kearah bawah dengan tangan satunya lagi buatlah gelembung-gelembung udara. Arahkan gelembung udara ke arah pelampung yang telah kita buat isi pelampung sampai penuh udara kemudian ikat. Pelampung siap digunakan. Jika baju ataupun celana yang kita gunakan tidak dapat dijadikan pelampung anda masih bisa membuat pelampung dengan barang-barang yang ada, seperti botol bekas air minum baik yang plastik atau yang kaca, jerigen, papan kayu yang mudah mengapung, steriofoam dan lain sebagainya. Teknik ini juga bisa dilatih/ dipelajari di kolam renang.

5.         Meminta pertolongan.
            Teknik yang terakhir adalah cara membuat tanda untuk meminta pertolongan. Cukup banyak untuk membuat tanda meminta pertolongan yang paling simpel adalah dengan melambaikan tangan ke udara setinggi mungkin. Hindari dengan cara berteriak karena teknik ini sangat tidak efektif. Jika kebetulan ada cermin anda dapat memanfaatkan sinar matahari sebagai tanda caranya dengan memantulkan cahaya matahari dan arahkan kepada tim SAR ataupun kapal yang dekat disekitar kita. Dengan cara ini kita dapat membuat sandi dengan cahaya, pantulkan sinar dengan irama 3xpendek - 3xpanjang - 3xpendek. Lakukan berulang-ulang sampai orang yang kita minta pertolongannya menangkap sandi kita. Kenapa mesti 3xpendek - 3xpanjang - 3xpendek? Hal ini sama dengan sandi morse/ suara yang dibunyikan 3xpendek - 3xpanjang - 3xpendek yang artinya S-O-S. Masih binggung apa arti S-O-S? silahkan anda cari arti sandi tersebut. Tanda bahaya juga bisa dilakukan dengan menggunakan kain atau barang-barang yang mencolok. Jika menggunakan kain dan kebetulan ada sepasang anda dapat membuat sandi dengan semapor (ingat pelajaran pramuka dulu). Apabila anda membawa pelampung cek pelampung apakah ada lampu pada pelampung tersebut. Sebab pelampung standart saat ini dilengkapi dengan lampu. Lampu ini ada yang dapat menyala otomatis ketika terkena air dan ada juga yang perlu membuka pin kunci dengan cara ditarik. Lampu ini sangat efektif digunakan pada malam hari.

Prosedur penyelamatan diri di laut

            Prosedur atau langkah-langka penyelamatan diri jika terjadi kecelakaan di laut :

1.         Segera tinggalkan kapal jika terjadi kebakaran atau kapal karam, jangan lupa jika ada pelampung bawah serta pelampung untuk memudahkan anda bertahan hidup. Jika tanda-tanda kebakaran/ karam semakin besar maka langka awal yang harus diambil sesegera mungkin untuk meninggalkan kapal. Jika terjadi kebakaran segera menjauh dari kapal untuk menghindari ledakan ataupun kobaran api. Menjauhlah dari kapal berlawanan dengan arah angin hal ini untuk menghindari kemungkinan terkena kobaran api. Apabila terjadi kapal karam saat paling tepat adalah sebelum seluruh badan kapal tenggelam, semakin anda terlambat meninggalkan kapal semakin sulit untuk lolos dari maut. Saat badan kapal semakin tenggelam akibat dari daya dorong kapal yang besar kedalam akan terbentuk pusaran air yang sangat kuat dan besar sehingga apa yang ada disekitar kapal tersebut akan ikut tersedot kedalam laut, oleh sebab itu setelah berhasil keluar dari kapal sesegera mungkin menjauh sejauh-jauhnya dari kapal yang tenggelam tersebut.

2.         Langkah selanjutnya setelah menjauh dari kapal manfaatkan pelampung yang anda bawah atau segera membuat pelampung. Pada waktu meninggalkan kapal sebaiknya pelampung tidak dikembangkan/ diisi udara terlebih dahulu tujuannya untuk memudahkan pada waktu berenang menjauhi kapal. Jika pelampung yang anda bawa tipe pelampung tiup isilah udara melalui penting atau selang yang ada. Isi pelampung maksimal ½ dari volume atau sesuaikan agar mampu membantu daya apung tubuh anda. Biasanya untuk pelampung tipe tiup dilengkapi dengan tabung udara darurat yang berfungsi untuk mengisi pelampung dengan cepat, anda tinggal menarik pin nya maka pelampung akan mengembang dengan cepat. Namun begitu hindari pengisian dengan cara seperti ini kecuali memang anda sudah tidak kuat untuk meniup dan sudah urgen. Setelah mendapatkan pelampung usahakan tetap tenang dan kembali mengatur nafas anda agar anda tidak panik dan tetap rileks.

3.         Usahakan untuk tetap bergerombol dengan orang lain, hal ini selain memudahkan dalam melakukan pertolongan juga untuk membantu agar mental tidak down. Untuk menghemat tenaga anda dapat membentuk lingkarang atau formasi yang lain. Dengan membentuk formasi anda dapat menolong/ membantu orang lain yang mungkin tidak mendapatkan pelampung. Dengan membentuk formasi daya apung semakin kenyal dan dapat membantu orang lain serta sling support.

4.         Usahakan jangan membuat luka yang bisa mengeluarkan darah karena hal ini dapat merangsang ikan hiu ataupun hean lainnya untuk menyerang.

5.         Buatlah tanda bahaya untuk meminta pertolongan.

6.       Jika memungkinkan dan dapat melihat garis pantai atau daratan berusahalah untuk berenang kearah pantai. Untuk berenang kearah pantai perhatikan gelombang yang ada, hindari untuk berada diatas gelombang karena hal ini dapat menyebabkan anda dihempas gelombang.

7.   Bila sudah berada didaratan tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan langkah selanjutnya lakukan teknik Jungle Survival sambil menunggu pertolongan datang.

Itulah teknik sea survival yang bisa saya berikan semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.

5 comments:

  1. Kalau bisa diajarkan juga "Uitemate" ini salah satu cara meminta / menunggu pertolongan datang , biasa diajarkan dibeberapa negara yg suka tertimpa tsunami ..salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam karida sumarno. uitemate kalo dalam bahasa indonesianya apa ya? apa sejenis water trappen kelompok ya?

      Delete
    2. yang dimaksud dengan uitemate kalo tidak salah dalam bahasa tunggu mengambang/ menunggu mengambang, seperti gambar dalam postingan ini. bukan kan sudah ada dalam postingan ini, saya menyebutnya dengan water trappen atau mengapung tanpa berpindah tempat hal ini untuk menghemat energi di dalam air. Teknik ini bisa di kombinasi secara berkelompok dengan saling bertautan tangan, selain lebih mudah mengapung juga menghindari terpisah dengan teman.

      Delete
    3. maksud saya dalam bahasa indonesia tunggu mengapung (mengambang)/ menunggu dengan cara mengapung.

      Delete

untuk koment silakan bebas yang penting tidak mengandung SARA