Tuesday, August 17, 2010

3 Tingkatan Puasa Menurut Imam Al Ghazali

Puasa wajib bulan ramadhan

Ini adalah puasa yang wajib dan paling wajib, umat Islam berkewajiban berpuasa dibulan ini selama masih mampu, apabila berhalangan maka diwajibkan pula untuk mengganti di waktu lain, apabila tidak mampu mengganti diwaktu lain maka diwajibkan membayar fidyah sejumlah tertentu, apabila tidak mampu berpuasa dan membayar fidyah maka cukuplah untuk menyantuni anak istrinya, inilah indahnya islam, apabila benar-benar tidak mampu maka tidak ada paksaan baginya.

Bulan ramadhan juga dibagi kedalam 3 bagian, 10 hari yang pertama adalah yang penuh rahmat Allah, Allah merangsang manusia untuk beribadah melalui jiwa-jiwa yang tenang (muthmainah) yang ada didalam diri kita, hanya jiwa-jiwa yang tenang atau nafsu muthmainah yang bisa mendengar panggilan Allah yang maha mencinta dan kasih sayang, kemudian 10 hari kedua yang penuh dengan ampunan-Nya, ampunan bagi yang bertobat dan juga bagi yang berniat tobat walaupun belum kesampaian, kita berniat tobat saja sudah mendapat pahala walaupun tobatnya tertunda-tunda, akan tetapi seharusnyalah kita mewujudkan tobat kita dengan menyesal, bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan serta meningkatkan kualitas ibadah kita, tapi dibulan ramadhan ini tobat kita akan jauh lebih mudah untuk diwujudkan serta diterima oleh-Nya, yakinlah itu asal menyesal dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Kemudian 10 hari terakhir pembebasan dari api neraka, api neraka ini yang dimaksud adalah setelah tobat kita diterima maka diri kita beserta jiwa kita akan terbebas dari kotoran-kotoran dan karat yang menempel yang di hari akhir kelak menjelma menjadi api neraka yang membakar kita dan Allah membebaskannya dari itu karena Allah maha pengampun serta maha penyayang.


Bulan ramadhan adalah puncak dari ibadah kita kepada Allah selama 12 bulan, dimulai dari bulan syawal yang bisa juga diartikan awal, awal dari ibadah kita kepada Allah selama setahun dan diakhiri pada bulan ramadhan, maka dari itu lailatul qadar biasanya jatuh pada bulan ramadhan, mengapa kok biasanya dan bukan selalu? menurut saya lailatul qadar itu adalah pertemuan antara Allah dan hamba-Nya secara non fisik dan secara tidak langsung melalui malaikat-malaikat-Nya, juga pertemuan itu setiap orang berbeda-beda pengalaman dan waktunya, pertemuan itu ibarat diterangi seribu cahaya bulan, senangnya ibarat melihat wanita cantik 1000 jadi satu, pahalanya ibarat beribadah selama 1000 bulan, sungguh kenikmatan yang luar biasa bagi yang mengalaminya, dan biasanya malam lailatul qadar secara umum itu jatuh pada tanggal 27 ramadhan karena mungkin puncak dari peribadahan kebanyakan umat islam di bulan ramadhan itu pada tgl 27 itu, tapi untuk mendapatkannya ya jelas tidak mungkin hanya beribadah pada bulan ramadhan saja lebih-lebih pada malam-malam ganjil saja lebih-lebih lagi beriktikaf hanya pada malam 27 saja, dijamin kecele. Di bulan inilah pahala orang yg beribadah dilipatgandakan tapi yg paling baik adalah beribadah karena Allah bukannya mengharap pahala semata. 

Tiga Tingkatan Puasa 

Menurut Imam Al Ghazali puasa dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

1.   Tingkatan awam

ditingkatan ini adalah orang-orang hanya tidak makan minum dan bersetubuh di siang hari, tapi mata, mulut, telinga serta tangan dan kaki tidak berpuasa, mereka tetap bergosip, tidak menjaga pandangan, suka nguping serta tidak menjaga emosi dan masih diliputi amarah, ini adalah puasa orang-orang yg merugi yaitu orang yg berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan haus, ironisnya ini puasanya kebanyakan umat islam sekarang.

2.  Tingkatan khusus

Puasa yg sebenarnya dimulai dari tingkatan ini, tidak hanya menjaga dari makan minum serta bersetubuh, tapi panca inderanya juga berpuasa, orang-orang yg berpuasa di tingkatan ini termasuk orang yg beruntung dan hanya sedikit umat islam yg berpuasa ditingkatan ini.

3.  Tingkatan khususnya khusus

ini adalah tingkatan tertinggi, tidak hanya cukup menjaga makan minum bersetubuh serta panca indera waktu berpuasa tapi juga menjaga bathin dan pikirannya dari membayangkan makan minum atau bersetubuh. Apabila saya mengandai andai bahwa buka puasa nanti akan berbuka dengan sop buah maka puasa saya telah batal pada tingkatan ini. Orang-orang yg berpuasa ditingkatan ini termasuk yg sangat beruntung dan sangat sedikit umat islam yg berpuasa ditingkatan ini, Berpuasa ditingkatan ini sudah tidak mengharap pahala lagi tapi mengharap ridho Allah, ikhlas karena Allah dan hanya Allah yg menilai puasa kita.

Bagaimana dengan puasa anda?? Mari kita tingkatkan amal ibadah kita, semoga amal ibadah kita dalam berpuasa mendapatkan ridho Allah SWT .... Amien ...

No comments:

Post a Comment

untuk koment silakan bebas yang penting tidak mengandung SARA