Friday, April 16, 2010

NAFSU VERSUS CINTA

Tom dan Jerry merupakan saudara kembar identik, yang membedakan diantara keduanya hanya sifat dan tingkah lakunya. Tom di kampungnya terkenal sebagai seorang pemuda pemalas dan suka bikin Tom berbeda dengan Jerry saudara kembarnya yang terkenal sebagai pemuda yang rajin, pintar bergaul dan sopan. Akhir-akhir ini keduanya sedang naksir dengan seorang gadis yang bernama Rina. Rina merupakan kembang desa yang sangat terkenal kecantikannya.

              Pada suatu sore yang cerah Rina gadis cantik anaknya Parno sedang duduk di teras rumahnya, sebenarnya bukan teras tapi hanya tritis atau pinggiran atap yang kebetulan agak lebar dan cukup untuk menaungi sebuah kursi bambu panjang. Rumah pak Parno tergolong sederhana hanya berdindingkan kayu yang dicat warna biru dan tampak sudah mulai lapuk, maklumlah pak Parno hanyalah tukang penjual bengkoang yang menggelar dagangannya dipinggir jalan alias kaki lima dan kalo sedang tidak musim bengkoang pak Parno memilih kerja sebagai buruh tani.

         Rina tampak sedang menyisir rambutnya yang panjang tergerai sambil bersenandung lirih, entah apa yang sedang disenandungkanya tapi yang jelas untuk mengusir rasa kesepiannya saja, tampaknya Rina sedang menunggu seseorang. Tampak dari kejauhan muncul si Tom pemuda desa yang terkenal sableng, urakan dan doyan makan menuju ke arah rumah pak Parno, sudah jelas siapa yang ditunggu Rina kali ini, tentunya si sableng Tom yang gendut. Dari jauh Tom melihat Rina yang sedang memakai kaos merah muda sedang santai sambil menyisir rambutnya yang indah “aahhh … pucuk dicinta ulam pun tiba … dik Rina chayangku … kangmas datanggggg” begitu bathin Tom. Begitu Tom sampai di halaman rumah pak Parno, buru-buru Tom menghampiri Rina dan langsung melancarkan rayuan gombalnya … “Dik Rinaaa … kangmas dataaaang … lama nunggu yah … kangen yah sama kangmasmu ini …..??” Rina cuek saja mendengar sapaan Tom yang berbau rayuan gombal itu, Rina menoleh sebentar ke arah Tom lalu memalingkan kembali mukanya tanda kurang senang dengan kehadiran Tom, dengan sinis Rina menjawab “Mau apa kamu mas kesini … tadi malem SMS aku segala ngajak ketemuan pake alesan penting segala … ?”. “Duh … duuuuuh … jangan ngambek gitu dong chayaangggggg … kangmas kan Cuma mau silaturahmi saja … bolehkan?” rayu Tom untuk kedua kalinya. Tanpa dipersilakan oleh Rina si empunya rumah, Tom tanpa basa basi langsung duduk disebelah Rina dan tentu saja Rina beringsut menjauh tanda jijik “ihhhhhh … dateng dateng langsung nylonong aja … sana dikit jangan deket deket dong mas Tom kita kan bukan muhrim” begitu ujar Rina merespon sikap Tom yang mulai urakan itu. Melihat Rina seperti burung dara yang malu malu tapi mau itu Tom tampak kegirangan, kali ini dia merasa rayuan gombalnya telah mengenai sasarannya dan dia telah siap dengan rayuan gombal berikutnya “eeheeemmm … dik Rina chayangku, kiranya dikau telah tau apa maksud kedatangan kakangmasmu ini … biarlah langit yang cerah serta rumahmu menjadi saksi cinta kita yang abadi, juga kucing di sana serta tikus tikus nakal di rumahmu sekalian sama kecoak yang ada di got depan rumah juga bisa ikut berbahagia atas cinta kita, walaupun kakangmas harus menyeberangi lautan dan mendaki gunung Himalaya … akan kangmas lakukan demi cinta kangmas terhadapmu” Rina sontak menahan tawanya mendengar jurus rayuan gombal Tom yang aneh bin ajaib, akhirnya Rina ketawa juga tidak kuat lagi menahan tawa melihat tingkah Tom yang kelihatan dibuat buat seromantis mungkin, tapi apa lacur seromantisnya Tom tetaplah Tom yang aslinya, sambil cekikikan Rina meladeni rayuan super gombal mukiyo Tom, dengan jawaban anti gombalnya “kikikiiiik … prettttt” jawab Rina sambil menutup hidung menirukan suara Komeng.

        “Lhooo … kok preettt sich …. Sun dong ah” protes Tom sambil agak keheranan yang di buat buat, “gakkkkkkk!!!! …. Jijey tahuuuuu!!!! ….” Rina mulai agak serius terlihat dari mimik mukanya melihat gaya Tom yang semakin menjurus ke perbuatan yang tidak senonoh. Melihat Rina yang mulai galak Tom pun matanya menerawang kedepan sambil terus mencari inspirasi bagaimana caranya menaklukkan Rina pojaannya itu, dirinya melihat kendaraan dan orang yang lalu lalang walaupun kampong tempatnya pak Parno itu tergolong kampong kecil tapi karena dilewati jalan beraspal maka kampungnya menjadi rame oleh para pengendara bermotor yang berlalu lalang. Sambil berpikir keras Tom mulai melamun bagaimana enaknya punya istri secantik Rina, dirinya berkhayal dimalam pertama dia menikah akan diisi dengan berselimutkan sarung supaya medah untuk “bertempur” setiap saat, ditengah lamunannya Tom mulai menancapkan tekad “aku harus mendapatkan si Rina bagaimanapun caranya” dan saat itu juga sebuah ide rayuan pun datang, sambil membetulkan kera kaosnya Tom berlagak serius dan memualai jurus rayuan pamungkasnya “ ehemmm … ehemmm … dik Rina … dikau adalah permata hatiku, pujaanku, idolaku, sekaligus kekasihku, ketika aku makan teringat kamu, ketika minum juga teringat kamu … dan teringat kamu setiap saat, sebegitu rindunya daku padamu … hingga makan pun tak enak, minum tak segar, tidur pun tak nyeyak, membaca buku tidak ganti ganti halaman itu semua karena aku rindu kamu dik Rinasayang, apa jadinya bila ku tanpa kamu, jika kamu mati aku pun lebih baik mati, hidupku tak berarti tanpa mu … dik Rina … aku sayang sungguh sayang kamu …. Ailapyu somat” begitu Tom selesai melancarkan jurus pamungkas rayuan gombalnya, Rina tampak terdiam agak lama dirinya bingung juga menjawabnya, dirinya tahu bahwa kali ini Tom serius dalam merayunya, tapi apa daya kalau cinta tidak dapat dipaksakan dan untuk menolak Tono secara halus Rina pun berkata secara halus “ mas Tom yang baik … bukanya saya menolak cinta mas Tom kepada saya tapi saya belum siap intuk berumah tangga dan juga saya masih ingin sendiri dulu lagi pula mas Tom kan belum bias menafkahi saya dengan cukup … entar saya makan apa dan juga saya butuh kosmetik supaya kelihatan tetep cantik”.

           Rina walapun gadis kampung tapi wajahnya diatas rata rata untuk gadis kelas kampung wajar saja kalau Rina mendapat julukan sebagai kembang desa di kampungnya, dalam berdandan pun Rina tergolong modis, rambutnya yang panjang dicat pirang dengan cat rambut kepunyaan saudaranya di kota, kulitnya kuning langsat serta wajahnya yang oriental mengingatkan Tom pada bintang film mandarin idolanya, itu sebabnya mengapa Tom begitu bernafsu ingin memiliki Rina. Dari jawaban Rina, Tom sadar bahwa Rina menolak cintanya, maka dirinya pun memutar otaknya supaya kedatangannya tidak sia sia, lalu Tom pun mulai memelas sambil berujar “dik Rina, walapon adik tolak cinta kakangmas mu ini … tapi ijinkanlah kangmas mu ini untuk mencium mu sebagai tanda persahabatan … sini dik Rina … kangmas dating …… muuuuuuuaaaaaaachhhh …” Tom tampak memoyongkan bibirnya sambil memejamkan mata bersiap untuk mencium. Rina pun kaget melihat tingkah laku Tom yang sudah mulai kelewat batas, spontas Rina pun ketakukan melihat bibir Tom yang monyong beraroma rokok campur bau tak sedap mulai menyengat dan bersiap dicium “hiiiii … jijik … bau mulut mu itu lho … pergi sanaaaa!!! … pergiiii … lagian ngapain kamu kesini cuma mo minta ginian … emang kamu siapa …? Pake ngerayu rayu segala … emangnya ini jaman Siti Nurbaya apa … ngaca dong kamu … kamu ini punya apa … sudah gendut jelek lagi … iiiihhhhh ga level …” Rina pun tampak garang kali ini tidak main main tangannya siap menampar pipi Tom, melihat gelagat tidak mengenakan Tom pun mundur sambil tersipu sipu malu dan menggumam pelan “yaaa … namanya juga usaha dik Rina sayang … kalo gak mau ya udah … jangan pake marah segala” “peeerrrgiiiiii … muak aku melihatmu …!!!” Rina tampak semakin garang sambil matanya melotot kearah Tom. Tom pun tampak sedih melihat Rina yang mulai kasar kepadanya, ditengah kesedihannya Tom melihat Jerry datang dari kejauhan, melihat saudaranya datang Tom pom membathin “sialan kutu kurap datang … wah kurang asem nih … kalo ketahuan kayak gini bias bias diceramahi berjam jam … kabur aja ahhh …” Tom pun segera menyambar sandal jepitnya sambil berlari meninggalkan rumah pak Parno takut ketahuan saudaranya si Jerry, melihat Tom kabur Rina tampak lega sambil menggumam “huuuhhh … akhirnya gendruwo itu kabur juga … sapa juga yang mau sama dia … walaupun dia laki laki terahir di muka bumi ini … aku gak bakalan mau sama Tom bajingan itu …”
  
            Ketika Jerry sampai didepan rumah pak Parno, dirinya melihat Rina yang sedang shock sambil nafasnya terengah engah karena habis marah sama Tom, Jerry pun mendekati Rina sambil mengucap salam “assalaamu’alaikum dik Rina …” Rina tampak cuek tidak menjawab salam dari Jerry . Jeery tahu apa yang barusan terjadi terhadap Rina karena Jerry diberi kelebihan oleh Allah SWT bisa melihat yang tidak bisa dilihat oleh mata karena kejernihan hatinya. Rina menoleh kearah Jerry yang sedang berdiri didepannya tidak langsung duduk rupanya. Rina masih marah sama Tom dan kemarahanya itu pun berimbas pada Jerry yang tidak tau apa apa “mau apa kamu kesini … lihat tuh kembaranmu … benci aku …” Rina pun segera memalingkan kembali mukanya. Kedatangan Jerry sebenarnya hanya ingin menghibur serta menenangkan Rina karena ulah si Tom, dengan lembut Jerry berujar “dik Rina … maafkan atas segala kelakuan Tom yang kurang ajar terhadap dik Rina. Walau bagaimanapun juga Tom itu saudara saya, saya sangat menyesal dengan apa yang telah Tom lakukan, kalau dik Rina masih marah, marahlah sama saya … saya iklas kok” air mata Jerry nampak mengalir dari sudut matanya karena sedih bercampur menyesal mengapa selama ini dia tidak bisa mengubah perangai Tom yang suka kelewatan, atas segala upaya dia untuk merubah sifat Tom dia pasrahkan semuanya kepadaNya karena hidayah Allah SWT itu urusan Allah dan Jerry hanya bisa berusaha. Melihat air mata yang mengalir di pipi Jerry, Rina tampak tidak tega melihatnya, walapun antara Tom dan Jerry saudara kembar tapi perangai keduanya berbeda jauh ibarat langit dan bumi, menyadari hal itu Rina buru buru minta maaf kepada Jerry “eemmm … maafin aku ya mas Jerry … abisnya si Tom itu loh … berani kurang ajar sama aku … masa mau pake cium cium segala” Rina memandang wajah Jerry dengan penuh penyesalan sebab dia telah memarahinya tanpa sebab, sambil menyeka air matanya Jerry pun tersenyum “ah … ndak apa apa kok dik … kamu memang pantas marah kepada Tom juga kepada ku karena kesalahan Tom juga kesalahan ku juga … sebenarnya segala curahan hati Tom juga sama dengan curahan hatiku juga dik Rina” Rina tampak keheranan dan bertanya “maksud mas Jerry apa yah …?” “Gini dik … Tom itu sangat sayang kepada dik Rina … saya tau itu karena saya saudara kembarnya … begitu juga dengan saya … saya juga sangat sayang dan cinta kepada dik Rina …” Memang diakui bahwa antara Tom dan Jerry itu kembar identik walapun Tom lebih gendut tapi dalam hal urusan asamara selera keduanya sama, keduanya sama sama suka dengan tipe gadis berwajah oriental.

            Kali ini Rina bertambah binggung bagaimana menjawab perkataan Jerry, Rina menyadari bahwa Jerry itu seorang yang sangat baik hati, sangat jauh dengan Tom yang urakan dan kurang ajar, sebenarnya Rina suka sama Jerry tapi memang dasar wanita, untuk mengungkapkan isi hatinya terlebih dahulu dengan pria yang di sukainya Rina pun berlagak jual mahal, “hemmm … gimana yaaah … emangnya mas Jerry beneran suka sama aku … kalo aku udah gak secantik sekarang … apa mas Jerry masih suka sama aku?” Dengan tenang Jerry menjawab “dik Rina memang cantik, tapi kecantikan dik Rina karena Allah, Dia lah yang Maha memiliki kecantikan, apabila suatu saat wajah dik Rina tidak secantik sekarang lagi maka sesungguhnya kecantikan wajah dik Rina itu hanya berpindah ke hati dik Rina dan itulah kecantikan dik Rina yang sesungguhnya yang ada di hati dik Rina”. Kaget juga Rina mendengar rayuan Jerry yang jauh berbeda dengan rayuan Tom yang penuh gombal dan urakan, tapi Rina masih jual mahal “lhooo kok pindah sich …? Emangnya sekarang hati aku ndak cantik ya … “ sambil tersipu malu Jerry pun berkata “bukan begitu maksud saya dik Rina, sekarang hati dik Rina memang cantik, tapi seiring bertambahnya usia maka hati dik Rina akan bertambah cantik karena saya yakin dik Rina akan terus mempercantik hatinya sendiri walapun wajah tidak secantik sekarang, kecantikan dihati dik Rina akan terpancar melalui wajah dik Rina sendiri serta perbuatan dik Rina” Sambil tersenyum senyum tanda senang karena merasa tersanjung Rina pun membalas “terus kalo aku mati apa mas Jerry juga mau mati bersama ku … kan katanya cinta itu sehidup semati “ Jerry bahagia melihat Rina nampak senang karena rayuannya “dik Rina … mati itu biarlah menjadi urusan Allah, apabila Allah berkehendak dik Rina mendahului saya maka sudah menjadi kewajiban saya untuk melanjutkan tugas dan perjuangan dik Rina yaitu membesarkan dan mendidik anak anak kita kelak untuk menjadi anak yang soleh supaya bisa mendoakan ibunya, dengan saya iklas melepas dik Rina pergi menghadap Allah maka saya telah benar benar cinta dengan dik Rina sebab ketika sakaratul maut yang dibutuhkan adalah keiklasan dari keluarganya supaya tidak menjadi beban sehingga malaikat akan ringan mencabut nyawanya dan Allah telah mempersiapkan istana megah di alam barzah untuk dik Rina sebagai wujud dari amal perbuatan dik Rina selama di dunia ini”.

              Rina tampak merinding membayangkan kematiannya kelak dan berujar “iiihhh … mas Jerry apa apaan sich … kok pake ngomongin mati segala … kan saya jadi takut” Jerry tertawa kecil melihat ekspresi Rina lalu menjelaskan “dik Rina ndak usah takut, setiap manusia pasti akan mati kok, bukankah kita hidup ini hanya menunggu mati dik …, kalau salah satu dari kita mendahului menghadap Allah maka cinta kita berdua akan diabadikan oleh Allah di surga kelak, segala cinta kasih kita di dunia ini hanya sementara, berdoalah semoga cinta kita berdua diabadikan di akherat kelak di surganya Allah, dimana cinta kita berdua dipertemukan kembali dibawah naungan cintanya Sang Maha Pecinta” Rina tampak terharu mendengar penjelasan Jerry yang sangat indah terdengar, sambil menangis Rina berkata “mas Jerry … saya ini mememang cantik tapi … hati saya tidak secantik yang mas Jerry katakan … mas Jerry sunggu baik, apakah saya pantas buat mas Jerry … apabila kita menikah kelak saya merasa hanya menjadi beban mas Jerry saja … saya ini bukan gadis baik mas Jerry … masih banyak gadis yang lebih cantik dan baik dari saya dan lebih pantas buat mas Jerry” melihat Rina sesenggukan menangis Jerry juga ikut terharu, pelan pelan Jerry berkata “dik Rina, yang menentukan baik tidaknya seseorang itu hanya Allah, jangan merasa rendah diri karena tidak baik dan tidak pantas, merasa tidak baik dan tidak pantas itu adalah salah satu wujud kebaikan tersendiri, memang banyak gadis lebih cantik dan lebih baik dari dik Rina tapi kalau sudah cinta maka dik Rinalah yang terbaik dan tercantik, segala kebaikan dan kecantikan dik Rina terpancar dari nur Allah yang memancar dari dalam dik Rina sendiri, saya cinta dik Rinsa apa adanya tapi saya lebih cinta Allah dibalik dik Rina dalam arti saya lebih cinta dik Rina yang cintanya diambil alih olaeh Nya. Cinta Allah itu meliputi segala makhluk, segala cinta kasih kita berdua hanya milik Allah. Dik Rina insya Allah tidak akan menjadi beban saya dalam menjalani hidup serta mendekatkan diri kepadaNya, setiap melihat wajah dik Rina maka saya seolah olah telah melihat wajah Allah karena wajah Allah ada dibalik wajah dik Rina dan itu akan semakin mengingatkan saya kepad Allah , cinta kasih asmara kita insyah Allah menjadi sarana untuk semakin mendekatkan diri kita kepadaNya.
            Semakin jelas di hati Rina bahwa Jerry adalah sosok pemuda impiannya, tapi kenyataan berkata lain, Jerry itu bukan orang kaya, hidupnya pas pasan, Rina berpikir bolehlah Jerry menjadi idaman setiap wanita tapi apa bisa membahagiakannya apabila hidupnya pas pasan, dirinya masih melihat seseorang berdasarkan materi, Rina sudah agak bosan hidup pas pasan, dia ingin kelak punya suami yang kaya raya supaya hidupnya bisa lebih sejahterah dan juga membahagiakan orang tuanya dengan harta yang melimpah, dan demi keinginannya untuk menjadi kaya serta kecintaannya terhadap harta maka Rina berusaha menolak Jerry dalam hatinya dan dengan beraqt hati berkata “mas Jerry … saya boleh jujur nggak … saya ini sebenarnya juga cinta dengan mas Jerry … namun saya juga binggung karena sebenarnya saya sudah dijodohin oleh bapak dengan anak pak Wahid juragan beras di kampung sebelah … sebagai anak yang berbakti tentunya saya tidak bisa menolak permintaan bapak … iklaskan saya ya mas Jerry untuk menjadi istri orang lain” mendengar jawaban Rina, hati Jerry tampak remuk tapi Jerry berusaha menenangkan hatinya sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah supaya diberikan kekuatan. Tak lama kemudian hati Jerry telah tenang kembali, lalu berkata “ dik Rina … memang berat rasanya hati ini melepasmu menjadi istri orang lain, tapi apa daya manusia berusaha dan Allah lah yang menentukan … dan karena cinta saya terhadap dik Rina maka saya akan membebaskan dik Rina memilih yang terbaik … dan apabila dik Rina jadi menikah dengan anaknya pak Wahid maka insyah Allah saya akan datang di pesta pernikahan dik Rina untuk mengucapkan selamat, apabila di dunia ini cinta kita tidak bisa bersatu maka di akherat kelak di surganya Allah semoga cinta kita bisa bersatu kembali dan diabadikan oelah cintanya Allah sang Maha Pecinta … o iyah dik Rina … hari sudah sore saya pulang dulu ya … somoga dik Rina bisa memilih yang terbaik karena Allah … assalamu’alaikum” selesai mengucapkan salam Jerry lalu pergi meninggalkan rumah pak Parno diiringi oleh penyesalan Rina mengapa dia berbohong terhadap Jerry soal perjodohannya dengan anaknya pak Wakid, tapi apa hendak dikata mulut telah berucap dan penyesalan selalu datangnya belakangan, kapan lagi aku bisa mendapatkan pemuda sebaik Jerry, duh … tololnya aku, Rina tampak sangat menyesali dan memarahi dirinya sendiri.

No comments:

Post a Comment

untuk koment silakan bebas yang penting tidak mengandung SARA