Tuesday, May 16, 2017

Mengintip Teknologi Tank Leopard 2RI

LEOPARD 2R1
Tank Leopard merupakan jenis tank kelas berat, tank ini merupakan tank tempur utama atau Main Battle Tank (MBT). Tank Leopard merupakan tank buatan Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an. Sebagai tank kelas berat bobot Leopard mencapai 62,3 ton. Hal ini wajar karena Leopard dilapisi baja yang sangat kuat. Indonesia pada awalnya memesan Leopard tipe 2A4, setelah melakukan serangkaian uji kendaraan, Indonesia menginginkan adanya perbaikan kekurangan Leopard 2A4. Pihak Jerman menawarkan upgrade Leopard 2A4 menjadi Leopard Revolution, namun kemudian pihak Indonesia (TNI AD) memilih meng-upgrade sebagian saja sesuai kebutuhan yang diinginkan oleh TNI AD. Akhirnya paket upgrade revolution tidak semuanya diambil sehingga muncullah Leopard 2RI.

Dari upgrade ini tank Leopard 2RI secara tampilan menjadi berubah/ berbeda dengan Leopard 2A4, jika bentuk Leopard 2A4 tampil mengotak dengan garis-garis tegas, maka Leopard 2RI tampil dinamis dengan modul-modul AMAP menghias hull dan kubah. Inti dari perlindungan Leopard 2RI adalah lapisan blok komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan IBD (Ingenier Büro Deisenroth)-Deisenroth. Konsepnya adalah perlindungan 360 derajat, dimana Leopard 2RI harus bisa dilindungi dari segala sisi. Hal ini menyesuaikan dengan tren dimana tank digunakan dalam situasi urban, ancaman senjata seperti roket dan rudal antitank jauh lebih mengemuka. IBD Deisenroth membuat proteksi pasif alias proteksi balistik sangat canggih. Bobot keramik nano ini saat dikonfigurasikan menurut standar proteksi NATO STANAG 4569 Level 3 atau 4/ AEP 55 Level 3. Keping AMAP dibangun dan disusun menjadi blok AMAP-B (Ballistic) yang dipasangkan ke side skirt, glacis, dan keseluruhan kubah termasuk sisi atas dan pangkal laras Leopard 2RI.
 
PERBANDINGAN TIPE 2A4 dan 2RI
Lampu sorot depan Leopard 2RI mempertahankan bentuk aslinya yang membulat dan dipasang di atas glacis, beda dengan paket Revolution yang menggunakan lampu LED dan sudah ditanam di glacis.  Di atas glacis terpasang kotak SAS (Situational Awareness System) berupa kamera dengan fitur night vision agar pengemudi dapat mengendalikan kendaraan dengan mudah, tidak lagi mengandalkan blok prisma yang terbatas kemampuannya.

Di sebelah kanan terdapat kotak yang merupakan inlet dari APU (Auxiliary Power Unit) berupa mesin diesel cadangan yang dapat digunakan memutar kubah. Leopard 2RI dapat beroperasi secara senyap saat mengintai mangsa, mematikan mesin utama dan mengandalkan APU yang suaranya lebih tenang sehingga heat signature Leopard 2RI menurun drastis dan lawan tidak bisa mendengar suara Leopard 2RI.

Untuk sistem senjata, Leopard 2RI tetap mengandalkan meriam 120mm L44, yang tidak diubah. Yang dimodifikasi adalah sistem turret drive yang kini sudah sepenuhnya elektrik, menawarkan keunggulan lebih aman, dan lebih senyap. Sistem kubah remote tidak terlihat terpasang pada Leopard 2RI. Juga tidak terpasang pada Leopard 2RI adalah sistem ROSY (Rapid Obscuring System).  Sistem ROSY merupakan gabungan integral antara IR Jammer/ decoy dan pelontar granat asap, yang bisa memicu pelontaran granat asap secara otomatis apabila terdeteksi adanya rudal antitank atau ancaman lain yang mendekat. Leopard 2RI masih mengandalkan sistem pelontar granat asap konvensional yang dipasang di kiri-kanan kubah belakang.

Untuk menunjang kenyamanan Leopard 2RI sudah dilengkapi sistem pendingin udara yang dipasang di belakang bustle, dengan inlet udara dari sisi atas yang dilindungi kawat baja. Untuk kamera panoramik, komandan Leopard 2RI masih menggunakan kamera PERI R-17, Leopard 2RI kelihatan tidak mengambil opsi kamera panoramik SEOSS yang ditawarkan dalam paket Revolution.

No comments:

Post a Comment

untuk koment silakan bebas yang penting tidak mengandung SARA