Tuesday, March 10, 2009

Pembatalan Operasi Militer

-->

ALASAN PRESIDEN GEORGE W. BUSH

MEMBATALKAN OPERASI MILITER KE INDONESIA

Sebuah dokumen berklasifikasi sangat rahasia (TOP SECRET) milik Pentagon bocor ke tangan anggota BIN Indonesia di Washington, Amerika Serikat, baru- baru ini.
Dokumen ini adalah laporan CIA ( Central Intelligence Agency) kepada Pentagon yang sebenarnya akan diteruskan kepada Kepala Staf Gabungan Tentara AS Jenderal Marinir Peter Pace, pada pemerintahan Presiden George W. Bush.
Menurut dokumen rahasia tersebut, setelah Irak, Afghanistan, dan Iran, maka Indonesia akan jadi sasaran operasi militer terbatas Amerika Serikat, dalam upayanya menghancurkan sarang teroris, yang menurut laporan CIA banyak terdapat di Indonesia.
Tapi anggota CIA yang lebih dahulu diterjunkan ke Indonesia sebagai turis, menyimpulkan bahwa jika diteruskan maka operasi militer di Indonesia akan sangat mahal biayanya dan dipastikan militer Amerika Serikat akan menderita banyak kerugian.
Ini isi dokumen yang telah diterjemahkan unofficial ke dalam Bahasa Indonesia :
Kepada Yth. Kepala Staf Gabungan Jenderal Marinir Peter Pace di Pentagon
Rencana operasi militer terbatas ke Indonesia sebaiknya dipertimbangkan lagi, berikut alasan-alasannya:
Begitu memasuki perairan, Armada Ketujuh ( 7th Fleet) akan dihadang pihak Bea Cukai RI, karena membawa masuk senjata api dan peralatan tanpa surat izin dari pemerintah RI. Ini berarti kita harus menyediakan "uang damai". Menurut perhitungan kami, "uang damai" tersebut akan sangat besar mengingat peralatan tempur yang dibawa sedemikian banyak.
Kemudian bila kita mendirikan Base Camp militer (Millitary Base) , bisa ditebak di sekitar Base Camp pasti akan banyak dikelilingi tukang bakso, tukang es kelapa, lapak VCD bajakan, sampai obral celana dalam loreng.
Kemudian kendaraan tempur serta tank-tank lapis baja yang diparkir dekat Base Camp akan dikenakan retribusi parkir oleh petugas dari dinas perparkiran daerah maupun preman-preman sekitar. Jika dua jam pertama dikenakan Rp 10.000 (tarif untuk orang tentara asing), berapa yang harus dibayar oleh pemerintah AS jika kendaraan harus parkir selama setahun lebih seperti di Irak sekarang ini.
Di sepanjang jalan menuju lokasi Base Camp kita juga harus menghadapi para "Pak Ogah" yang berlagak mengatur jalan sambil memungut biaya dari kendaraan militer yang memutar. Bisa dibayangkan berapa recehan yang harus disiapkan jika harus melakukan operasi tempur menuju pusat-pusat teroris. Dari Tanjung Priok (pelabuhan tempat Kapal induk merapat dan lokasi pasukan mendarat) ke target operasi saja ada berapa pertigaan, perempatan dan putaran ( U Turn).
Suatu kerepotan besar jika rombongan pasukan harus berkonvoi. Karena konvoi yang berjalan lambat pasti akan dihampiri para pengamen, dan anak-anak jalanan. Ini berarti harus mengeluarkan recehan lagi.
Belum lagi jika di jalan bertemu polisi lalu lintas, sudah pasti kena semprit karena konvoi tanpa izin terlebih dahulu. Bayangkan berapa uang damai yang harus dikeluarkan untuk pengurusan izin melintas tersebut.
DLLAJ juga harus diperhitungkan. Anda harus melihat sendiri bagaimana mereka beraksi. Kendaraan-kendaraan militer dan tank-tank itu kan belum di kir. Itu pertanda buruk. Setiap kali kir, berapa uang yang harus kita keluarkan untuk tank semacam M-1 Abrams.
Di Base Camp, tentara AS sudah pasti tidak bisa tidur nyenyak, karena banyak nyamuk akibat sangat tidak higienisnya lingkungan sekitar. Ini bisa dibasmi dengan penyemprotan (fogging) dari Dinas Kesehatan. Biaya untuk ini juga tidak murah.
Tentara AS juga tidak bisa jauh-jauh dari peralatan perangnya, karena disekitar Base Camp sudah mengintai pedagang besi loakan yang siap mempreteli peralatan perang canggih yang kita bawa. Kurang waspada sedikit saja, tank M-1 Abrams kebanggaan kita bakal siap dijual kiloan.
Belum lagi para pencuri kendaraan bermotor yang sudah siap beraksi dengan kunci T-nya bakal merebut jip-jip perang kita yang kalau dicat ulang bisa dijual ke pasar gelap atau pasar spare part hasil curian ranmor di Cinangka.
Peralatan telekomunikasi kita, yang menjadi alat vital dalam pertempuran, juga harus dijaga ketat, karena kapak merah dan copet sudah mengincar peralatan canggih itu.
Di samping itu juga ada aturan wajib lapor kalau bawa tamu jika lebih dari 1 x 24 jam, dan harus izin RT setempat. Belum RW dan Kelurahan. Berapa banyak meja yang harus dilalui? Mahal, sangat mahal untuk urusan seperti ini.
Membayangkan ini semua, kami mewakili anggota CIA di lapangan sepakat untuk menyarankan agar operasi militer terbatas ke Indonesia dibatalkan saja, karena biaya yang dikeluarkan akan sangat besar.
Kami menyarankan agar operasi militer terbatas ini dipindahkan ke Malaysia saja.

2 comments:

  1. kalo mau perang sama orang indonesia mikir2 dlu,ap udah gerah tu nyawa nempel dijasad????

    ReplyDelete
  2. bukan gerah sama nyawa ... tapi repot bayar sogokan retribusinya ... he he he

    ReplyDelete

untuk koment silakan bebas yang penting tidak mengandung SARA